SIAPKAH TRANSPORTASI SUMBAR MENGHADAPI MUDIK LEBARAN 2024?

Yosritzal, Ph.D. selaku Ketua Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Unand, memberikan pandangan terkait arus mudik lebaran 2024, berikut pemaparan beliau:

Siapkah Sistem Transportasi Sumatera Barat terutama transportasi darat dalam menghadapi tradisi mudik lebaran 2024? Pertanyaan ini menjadi penting saat ini mengingat hasil kajian kementrian perhubungan mendapatkan data prediksi pemudik 2024 yang berpotensi naik sebesar 60% yaitu dari 123,8 juta pada tahun 2023 menjadi 193,6 juta pada tahun 2024 ini. Untuk Sumatera Barat sendiri, menurut laporan Kepala Dinas Perhubungan Sumatera Barat, kenaikan jumlah pemudik diprediksi mencapai 70% dari tahun lalu. Hal ini semakin berpeluang naik dengan dipicu oleh terpanggilnya para perantau untuk pulang terkait terjadinya bencana banjir dan longsor pada sejumlah titik di Sumatera Barat. Perantau yang keluarganya tertimpa musibah, kemungkinan besar akan memprioritaskan diri untuk pulang pada tahun ini untuk meringankan beban sanak famili yang sedang ditimpa musibah tersebut.

Penulis berkesempatan hadir dalam Rakor Persiapan Angkutan Lebaran 2024 yang dilaksanakan oleh Dinas Perhubungan Propinsi Sumatera Barat dan dihadiri oleh Dirlantas Polda Sumbar, Kombes Pol Dwi Nur Setiawan, BPJN, BPTD, BTP, Dishub Kab/Kota, Pertamina, Pengamat Transportasi dan lain-lain. Pada Rakor tersebut, terungkap beberapa skenario untuk mengatasi kemungkinan penumpukan kendaraan pada ruas-ruas jalan tertentu seperti ruas jalan Bukittinggi-Padang, Pinggir Danau Singkarak, Lubuk Selasih dan sejumlah titik lainnya.

Berdasarkan pengalaman suksesnya Skenario Jalan Satu Arah untuk rute Padang-Bukittinggi tahun lalu, maka scenario yang sama akan Kembali diterapkan, namun dengan sejumlah perbaikan. Perbaikan yang utama adalah dengan menerapkan rute Padang-Bukittinggi melalui Malalak dan rute Bukittinggi-Padang melalui Padang-Panjang. Skenario ini akan dapat mengurangi potensi macet pada Simpang Tiga Pasar Sicincin dan Simpang Padang Lua karena konflik berupa crossing dapat dihilangkan. Kendaraan dari Padang bisa langsung belok kiri tanpa harus memotong jalur kendaraan dari Bukittinggi yang datang dari arah Malalak. Skenario ini tahun lalu sudah dibicarakan namun tidak dilaksanakan karena pada saat itu belum ditetapkan adanya larangan pergerakan kendaraan berat yang diprediksi tidak akan mampu menanjak pada jalur Malalak. Potensi penerapan jalan satu arah juga bisa dilaksanakan pada jalur Padang Panjang-Solok yakni melewati Jalan Lintas Sumatera melintasi Nagari Kacang dan Jalur lainnya melalui Nagari Malalo. Pemilihan arah akan ditentukan dari arah mana yang volume lalu lintasnya lebih besar akan dilewatkan melalui jalan Lintas Sumatera. Menghindari penumpukan kendaraan di Duku juga dapat diantisipasi dengan penerapan jalan satu arah yakni melewati jalur jalan Bandara dan jalur jalan yang melewati Duku.

Sejumlah skenario lainnya juga mengemuka dalam Rakor tersebut seperti antara lain pengalihan lalu lintas Pekanbaru-Padang melewati Tanah Datar, memfungsikan jalur alternatif di kaki Gunung Marapi dan lain-lain, berpotensi menjadi solusi terhadap kemungkinan permasalahan. Namun scenario-skenario yang ada tersebut menurut Penulis perlu dikaji secara lebih mendalam terlebih dahulu.

Hujan yang turun dengan intensitas ekstrim, sangat berpotensi menjadi biang permasalahan jika antisipasi yang disiapkan tidak matang. Bencana banjir dan longsor yang melanda Sumatera Barat akibat hujan pada Kamis, 7 Maret 2024, masih menyisakan pekerjaan berat bagi Kementrian PUPR dan pihak terkait lainnya. Diperkirakan, perbaikan terhadap jembatan yang rusak, jalan yang terban, dan pencegahan potensi longsor susulan tidak akan dapat diselesaikan sebelum mudik lebaran 2024. Bukan tidak mungkin, peristiwa tersebut akan kembali terjadi dan membuyarkan skenario yang telah dibuat. Jalur Malalak, Silaing dan Sitinjau merupakan jalur- jalur yang potensi longsornya sangat tinggi.

Potensi hambatan berikutnya adalah kondisi kemantapan jalan baik jalan Nasional, Propinsi maupun jalan Kab/Kota yang pada saat ini masih banyak yang berada dalam kondisi Tidak Mantap seperti beberapa ruas jalan di Tanah Datar dan Kabupaten Solok. Kemacetan akibat jalan rusak ini berpotensi menjadi lebih parah karena adanya oknum yang memanfaatkan situasi tersebut untuk meminta-minta. Mungkin ada bantuan sedikit dari oknum ini untuk mengarahkan lalu lintas, namun dalam banyak kasus justru menjadi biang kemacetan tambahan. Perbaikan jalan ini juga membutuhkan waktu yang tidak singkat. Apalagi pada awal tahun ini, persoalan administrasi dan birokrasi akan menjadi penghambat gerak cepat dari OPD terkait. Mungkinkah dapat dilakukan diskresi demi menghindari kemungkinan kerugian yang lebih besar? Kerugian ekonomi akibat kemacetan dapat bernilai triliyunan.

Ancaman lain terhadap skenario yang telah ditetapkan adalah perilaku pengendara yang tidak tertib dalam berlalu lintas. Sebaik apapun scenario pengaturan lalu lintas yang dibuat, tidak aka nada artinya jika dalam pelaksanaannya tidak sesuai dengan yang seharusnya. Satu saja kendaraan yang melanggar tertib lalu lintas sudah cukup untuk menghasilkan antrian Panjang kendaraan. Pada jalur dua lajur dua arah misalnya, ketika terjadi kemacetan pada jalur kiri sedangkan pada jalur kanan sepertinya kosong, jika ada satu saja kendaraan yang tergoda untuk masuk ke jalur kanan, akan dapat menyebabkan terkuncinya arus lalu lintas. Dalam hal ini ketegasan pihak berwajib dalam memberikan sanki berat kepada para pelaku sangat dibutuhkan.

Dengan kondisi demikian, siapkah Sumbar menghadapi arus mudik 2024? Jawabannya tergantung kepada kesigapan OPD dan instansi terkait dalam melakukan perbaikan fisik jalan. Waktu masih tersedia sekitar tiga minggu. Meskipun administrasi dan birokrasi keuangan negara yang membatasi gerak pada awal tahun ini, OPD terkait mesti dapat mencari solusi jangka pendek yang efektif untuk mengatasi kerusakan fisik jalan ini. Bagaimanapun, kerusakan jalan akan memperlambat gerak kendaraan. Selanjutnya kesadaran pengemudi dalam mematuhi aturan yang ditetapkan dan penerapan sanksi yang tegas oleh aparat terhadap pelanggar akan membantu mengurangi potensi macet. Semoga segala potensi permasalahan ini segera dapat diatasi dan mudik 2024 menjadi mudik yang menyenangkan.

 

 

Last modified on Kamis, 21 Maret 2024 14:29