Taufika Ophiyandri sebagai project coordinator untuk Universitas Andalas mengatakan bahwa penelitian CABARET ini bertujuan untuk mengadakan kerjasama regional antar perguruantinggi yang ada di Asia dan Uni Eropa dalam upaya perbaikan sistim peringatan dini multi-hazard dan peningkatan ketahanan masyarakat pantai terhadap berbagai ancaman bencana. Sesuai dengan tujuan ini, diharapkan output hasil kerjasama penelitian ini akan sangat bermanfaat bagi masyarakat pantai untuk meningkatkan kapasitas mereka dalam pengurangan risiko bencana. Taufika menambahkan bahwa kegitan ini juga merupakan salah satu bentuk kegiatan untuk mencapai visi Jurusan Teknik Sipil untuk menjadi yang bermartabat dan bereputasi internasional yang berorientasi pada pengurangan risiko bencana.
Lebih lanjut Prof. Abdul Hakam yang juga merupakan Direktur Pusat Studi Bencana Unand mengatakan bahwa pada workshop ini Universitas Andalas akan menjadi promotor untuk diskusi tentang bagaimana peran perguruan tinggi dalam peningkatan kapasitas pemerintah daerah dalam melakukan kajian analisis risiko bencana. Nurhamidah selaku Ketua Prodi S1 Teknik Sipil melaporkan bahwa pertemuan ini diikuti oleh 70 peneliti yang berasal dari 15 universitas dari 10 negara. Dari Uni Eropa yaitu dari United Kingdom, Spain, Bulgaria, Malta, Latvia; sedangkan dari Asia diwakili oleh Indonesia, Sri Lanka, Maldives, Filipina, dan Myanmar. Menurut beliau, pertemuan ini merupakan pertemuan ketiga setelah sebelumnya diadakan dua kali pertemuan pada tahun 2017 yaitu di Colombo, Srilanka dan di Santander, Spanyol.
Kegiatan yang dilaksanakan di Hotel Mahaweli Reach dibuka pada hari Senin malam (5 Maret 2018) dengan menampilkan tarian tradisional Srilanka dan satu sesi keynote speech. Pada hari kedua dipaparkan hasil penelitian yang telah dilakukan, terutama membahas tentang kapasitas dari masing-masing negara dalam menghadapi multi-hazard pada kawasan pantai. Interaktif workshop akan dilaksanakan pada hari ketiga dan kelima dengan membentuk grup diskusi kecil. Diskusi group yang dilakukan akan menghasilkan rekomendasi kegiatan penelitian, workshop, dan training.
Workshop juga akan diselingi dengan kunjungan ke Universitas Peradeniya yang merupakan salah satu dari 10 kampus terindah di dunia, Royal Botanical Gardens, dan Victoria Dam.